Menjadi Jurnalis Andal, Workshop Jurnalistik Sukses Digelar

foto 1, foto bersama peserta dengan pemateri workshop

Indramayu – Pada hari Rabu, 18 Desember 2024, Himpunan Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) menyelenggarakan Workshop Pelatihan Jurnalistik Dasar dengan tema Menjadi Jurnalis Andal: Teknik Dasar Wawancara, Penulisan dan Fotografi. Dilaksanakan di ruang 107 Gedung Soeharto, pukul 15.00 - 17.00 WIB .

Workshop mengenai Jurnalistik ini dilaksanakan dengan tujuan Meningkatkan daya tarik dalam bidang Jurnalistik, Meningkatkan minat bakat peserta dalam Jurnalistik, serta Menambah wawasan dan ilmu lebih luas mengenai bidang Jurnalistik. Dihadiri oleh peserta dari mahasiswa IAI AL – AZIS.

Hadir sebagai pemateri kegiatan ini Ustad Supriadi M., S.I.KOM., M.Sos. Beliau merupakan dosen IAI AL – AZIS, serta jurnalis di sebuah media.

Foto 2, Ustadz Supriadi M., S.I.KOM., M.Sos
Bertindak sebagai Master of ceremony (MC) Sifa Qorita Aeni dan Moderator Muharik Nahdloh Al Hafidh, keduanya merupakan Mahasiswa KPI IAI AL – AZIS.

Pada sambutan pertama, Hasna Putri Hanifah selaku Ketua Pelaksana memberikan laporan kegiatan acara. Selanjutnya, sambutan dari Risa Nisrina selaku ketua HimmaPro KPI Dharma Bakti II yang mengatakan agar semua peserta dapat masuk keruangan ini dengan mengosongkan fikiran yang berfokus pada apa yang disampaikan, supaya dapat menerima ilmu dengan baik dan menjadi jurnalistik yang handal dikedepannya.

foto 3, sambutan Risa Nisrina

Pada acara inti penyampaian materi oleh Ustad Supriadi M., S.I.KOM., M.Sos dengan materi pertama teknik dasar wawancara, Beliau menyampaikan Wawancara ini bertujuan mengumpulkan informasi yang valid dan akurat dari narasumber tentang suatu topik tertentu. Dimana hal tersebut perlu memerhatikan  persiapan wawancara, membangun Rapport dengan Narasumber, teknik bertanya yang efektif, mengingformasi informan, etika wawancara, dan menyusun catatan wawancara.

Materi kedua, yaitu dasar penulisan berita yang merupakan sekumpulan info yang sudah dikelola atau sudah dikemas oleh media massa berdasarkan adanya data. Hal yang perlu diperhatikan seperti karakteristik berita yang baik, struktur penulisan berita, unsur – unsur 5W+1H, jenis-jenis berita, gaya bahasa berita, dan etika penulisan beita.

Materi terakhir tentang fotografi, dimana sebagai jurnalis harus membuat cerita dengan adanya gambar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil gambar seperti: karakteristik fotografi, etika, tanggung jawab, peralatan fotografi, teknik fotografi jurnalistik, sudut pandang, serta memilih dan mengolah foto jurnalistik.

Pada sesi tanya jawab terdapat 2 penanya dari peserta, pertanyaan pertama dari Nahniya – “Di era digital ini banyak jurnalis yang mengandalkan informasi dari internet atau media massa lainnya, untuk membuat berita baru, bagaimana pendapat pemateri terkait masalah ini? Terutama dalam konteks orisinalitas karya jurnalistik dan terjadinya plagiarisme atas informasi dan apa langkah yang dapat dilakukan jurnalis untuk memastikan bahwa mereka tetap menghasilkan berita yang otentik, relevan dan bertanggungjawab?

Beliau menjawab, “Awal kali munculnya hoax itu adanya media digital, makanya kebanyakan ketika kita menuliskan berita digital banyak pelanggaran-pelanggaran kode etik jurnalistik, kebnayakn website-website banyak menyambil chord dari lead berita orang lain, melanggar pasal 2 plagiasi. – solusi nya kita harus punya jurnalis yang terjun langsung ke lapangan, namun hal ini juga banyak kalasi – wartawan yang berbohong bilangnya kelapangan nyatanya tidak. Problem yang sulit ditepis pers adalah kode etik nomor 2, palgiarisme.

Selanjutnya pertanyaan kedua, Cahyono – “Untuk menjalankan tugas sebagai seorang jurnalis, kemampuan apa yang harus dimiliki selain daripada keterampilan seperti wawancara atau memiliki alat-alat seperti kamera dan lainnya? Apa yang menjadi tantangan dan hambatan serta prospek jurnalis dalam media”

Beliau menjawab, “Seorang Jurnalistik harus memiliki mental yang kuat, karena ketika dimaki-maki pemimpin redaksi, ketika terjun ke lapangan, bnyak kejadian yang akan mengganggu mental kita, makanya harus punya mental yang kuat. Tantangan dan hambatannya; ketika terjun langsung dilapangan ada masalah terkait independent atau idealis, karena pasti akan ada pressure buruk pada kita, yang bahkan data membahayakan nyawa kita sendiri ketika itu berita sensitif. Keuntungannya; Membangun relasi besar untuk masa depan teman-teman, yang akan banyak memberikan kekhususan apabila kita masih menjadi seorang jurnalis. Prospek kedepan ketika sudah menjadi jurnalis selama 10 tahun, , pasti ada jenjang karier yang akan kita dapat dari dewan pers, seperti kita akan ditarik menjadi redaktur yang hanya perlu mengatur wartawan.

foto 4, peserta workhsop


foto 5, peserta bertanya


foto 6, peserta bertanya

(mhk)

0 Komentar

Terbaru