Foto 1, suasana acara berlangsung (Khalisya & Hasna/Jurnalis) |
Dihadiri oleh berbagai pihak, mulai
dari panitia Organisasi Pelajar Ma'had Al-Zaytun (OPMAZ), Mahasiswa IAI AL-AZIS, Guru, Dosen, hingga peserta dari
santri MI, MTs, MA, dan SMK. Tamu undangan juga mencakup Universitas Kristen Indonesia
(UKI) dan tokoh-tokoh penting, termasuk pembicara utama yaitu Prof. Dr. Connie
Rhakundini Bakrie, M.Si., Duta Sains dan Pendidikan Saint Petersburg
University, Rusia.
Foto 2, Dr. Connie Rhakundini Bakrie, Syaykh Al Zaytun, Umi (istri Syaykh) (Khalisya & Hasna / Jurnalis) |
Acara dimulai pukul 08.30 WIB dengan pembukaan yang penuh antusias, diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya Presiden Santri Muhammad Azis Al-qudus memberikan sambutan pembuka, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para guru atas dedikasi mereka. Dalam momen ini, ia juga menyerahkan buket bunga secara simbolis kepada Syaykh Al-Zaytun, Umi (istri Syaykh), Dr. Connie Rhakundini Bakrie, dan Datuk Sir Imam Prawoto. Buket bunga yang diterima oleh Syekh diberikan kepada Majelis Guru Al-Zaytun sebagai simbol penghormatan.
Ketua YPI (Yayasan Pesantren
Indonesia) yaitu Datuk Sir Imam Prawoto,
K.R.R.S., S.E., M.B.A., C.R.B.C., dalam sambutannya menegaskan bahwa guru dan
dosen bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik yang membimbing generasi muda
untuk mewujudkan visi misi pendidikan bangsa.
Foto 3, Prof. Dr. Connie Rhakundini Bakrie, M.Si., (Khalisya & Hasna / Jurnalis) |
Puncak acara diisi dengan kuliah umum
dari Prof. Dr. Connie Rhakundini Bakrie, M.Si., seorang duta sains
dan pendidikan dari Saint Petersburg University, Rusia. Ia membahas pentingnya
kekuatan maritim dalam membangun bangsa, seraya memberikan apresiasi terhadap
visi Ma’had Al-Zaytun yang menanamkan pendidikan berbasis maritim.
“Kekuatan sebuah bangsa tidak hanya
terletak pada tentara atau kekayaannya, melainkan pada pikiran dan hati
rakyatnya. Gurulah yang membentuk pikiran-pikiran itu, membimbing generasi muda
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, dan membangun masa depan yang
cerah,” Ucap Dr. Connie dengan penuh semangat dalam pidatonya.
Beliau juga menekankan bahwa guru
adalah sosok penting yang menanamkan nilai-nilai kebaikan di setiap ruang
kelas. Pendidikan di Ma’had Al-Zaytun dipuji karena mengintegrasikan pelajaran
akademik dengan keterampilan hidup, kesejahteraan emosional, dan visi maritim
yang berkelanjutan.
Acara berlangsung meriah dengan antusias
yang tinggi dari peserta. Dosen dari Universitas Kristen Indonesia juga turut
memeriahkan acara dengan penampilan musik, penuh semangat terasa di seluruh
penjuru masjid menambah semarak suasana.
Dalam wawancara dengan salah satu
guru yaitu Eulisaroh yang telah mengajar selama 23 tahun, ia mengatakan “Bangsa
ini sangat tergantung pada pendidikan. Jika guru bermutu, maka bangsa pun akan
bermutu. Harapan kami, para santri dapat lebih sadar akan takhsis yang harus
dicapai demi mewujudkan visi misi Al-Zaytun.”
Sementara itu, Sofia Arafah Alhayat,
santri kelas 11 IPA C, mengungkapkan rasa terima kasih kepada para guru atas
bimbingan mereka. Ia terinspirasi untuk belajar lebih giat demi meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia. “Guru hebat bukan yang selalu memberi materi atau
tugas banyak, tetapi yang paling berkesan di hati dan mendukung muridnya dari
manapun,” ujarnya.
Sofia Maqom sebagai mahasiswa IAI
Al-AZIS tak mau kalah ia menyampaikan kesannya terhadap acara tersebut. Ia
mengapresiasi pesan yang disampaikan oleh Dr. Connie. Ia mengatakan bahwa “Yang
paling berkesan adalah kutipan Dr. Connie bahwa kekuatan sebuah bangsa tidak
hanya terletak pada tentara atau kekayaannya, melainkan pada pikiran dan hati
rakyatnya. Gurulah yang membentuk pikiran-pikiran itu, membimbing generasi muda
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, dan membangun masa depan yang
cerah,”
Di penghujung acara, Syaykh Al-Zaytun
memimpin doa yang mendalam untuk pendidikan di Ma’had Al-Zaytun dan Indonesia
secara keseluruhan. Beliau memohon agar pendidikan menjadi jalan untuk
membangun generasi yang cerdas, bermartabat, dan mampu membawa bangsa menuju
masa depan yang lebih baik. Doa tersebut menjadi momen haru sekaligus refleksi
bagi seluruh peserta tentang pentingnya peran guru dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Acara Hari Guru ini tidak hanya
menjadi ajang peringatan, tetapi juga refleksi terhadap pentingnya peran guru
sebagai pembangun bangsa. Dengan semangat “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, para
peserta pulang membawa inspirasi untuk terus menghargai jasa para pendidik
dalam membentuk masa depan Indonesia.
Foto 4, tamu acara UKI (Universitas Kristen Indonesia) |
(Wiwit)
Editor: Umar
0 Komentar